Membiarkan dinding rumah tanpa plester, sehingga susunan batu
bata tampak jelas, telah menjadi salah satu gaya tersendiri untuk memperindah
tampilan interior maupun eksterior rumah. Semakin hari, semakin banyak peminat
dari dinding dengan batu expose, demikian umumnya mereka menyebutnya. Untuk
menjadikan tampilan yang lebih menarik, dinding batu expose harus direncanakan
sejak awal dan dapat ditindaklanjuti dengan finishing tertentu.
Sebagai
contohnya adalah dengan menyusun batu bata secara rapat, sehingga garis spasi
(siar) tidak tampak. Untuk mendapatkan dinding batu bata terekspos tanpa siar,
diperlukan batu bata dengan ukuran yang presisi dan memiliki tekstur yang
halus. Batu bata yang digunakan umunya adalah batu bata produksi pabrik yang
pengolahan dan pembuatannya menggunakan mesin, sehingga ukuran dan bentuk batu
bata yang dihasilkan sama. Disamping itu, hendaknya dipilih perekat dengan
kualitas terbaik. Dalam proses pemasangan batu bata, hanya digunakan perekat
dalam jumlah yang sedikit. Hal ini berkaitan dengan tujuan awal, bahwa siar
antara batu bata dibuat sangat tipis atau hampir tidak terlihat. Pemilihan
bahan perekat yang terbaik, ditujukan untuk mendapatkan daya rekat yang kuat,
meskipun bahan yang digunakan sebagai perekat berjumlah minimal.
Beberapa
orang justru menyukai batu bata konvensional, diaplikasikan sebagai dinding dengan batu bata
terekspos. Batu bata yang dibuat secara manual, memiliki ukuran yang
kurang presisi (beragam) jika dibandingkan batu bata produksi pabrik modern
(pembuatan dengan mesin). Proses pemasangan pada batu bata konvensional, dapat
dilakukan seperti biasa, seperti halnya menyusun batu bata untuk keperluan
dinding dengan plester. Hanya saja, usahakan memilih batu bata yang berukuran
seragam. Dan pastikan bahwa batu bata yang akan dipasang masih utuh (tidak
retak ataupun pecah), sehingga hasil akhirnya akan terlihat bagus.
Hal
lain yang perlu diperhatikan dalam pemasangan batu bata konvensional adalah
jarak nat. Usahakan untuk menyamakan lebar semua nat (baik vertikal maupun
horizontal). Gunakan bahan perekat (adukan) yang tidak terlalu kasar, dengan
cara menggunakan pasir yang bersih tanpa kerikil atau butiran pasir besar
(gunakan ayakan dengan ukuran lubang yang kecil).
Disamping memperhatikan proses pemasangan, Anda bisa memlakukan
finishing pada batu bata yang telah terpasang. Untuk penggunaan batu expose
pada luar ruangan, pastikan memberikan coating anti jamur dan lumut. Anda juga
bisa mengecat batu bata tersebut dengan warna tertentu sebagai variasi
penampilan.
Solusi
lain jika Anda menginginkan dinding dengan batu bata terekspos, tetapi Anda
terlanjur memiliki dinding dengan plester adalah dengan menggunakan batu bata
tempelan. Ukuran dari batu bata templean ini ada yang lebih besar, maupun lebih
kecil dari batu bata biasa. Adapun teknik pemasangan batu bata tempelan sangat
mirip dengan teknik pemasangan keramik. Batu bata tempelan ini pun ada dua
macam, yaitu hasil produksi konvensional dan hasil produksi pabrik modern.
Perbedaannya terletak pada bahan pembuatan dan sifat ukuran batu batanya.
Batu
bata produksi pengrajin umumnya dibuat dengan bahan tanah liat, semen dan
pasir. Batu bata templean yang dihasilkan pun tidak memiliki ukuran yang
presisi. Berbeda dengan batu bata tempelan produksi pabrik modern yang memiliki
ukuran seragam dan presisi. Pabrik modern umunya menggunakan bahan terakota
untuk memproduksi batu bata tempelan. Karena sifatnya yang memiliki ukuran
seragam dan presisi itu, jika diaplikasikan batu bata tempelan produksi pabrik
modern justru akan terlihat terlalu rapi. Dan kesan alami yang timbul dari
susunan batu bata kurang terlihat. Oleh karena itu, kebanyakan peminat dinding
batu bata terekspos justru lebih memilih batu bata tempelan produksi pengrajin.
Solusi penggunaan batu bata tempelan ini sangat cocok jika Anda ingin
melakukan perubahan gaya, dari dinding berplester. Artinya, Anda tidak perlu
mengelupas plester dinding rumah Anda untuk mendapatkan penampilan baru berupa
batu bata ekspos. Tetapi jika Anda menginginkan dinding baru, maka perencanaan
sejak awal bisa dilakukan, dengan memperhatikan proses pemasangan batu bata
agar lebih rapi, dan tidak mengaplikasikan plesteran pada dinding.
No comments:
Post a Comment